Kalimat dalam Bahasa Arab dan Contoh-contohnya

Kalimat dalam bahasa Arab
Kalimat dalam bahasa Arab

Kalimat dalam bahasa Arab disebut juga dengan al-jumlah. Secara umum, ada dua jenis kalimar dalam bahasa Arab, yakni jumlah fi’liyah dan jumlah ismiyah.

Setelah mempelajari pembahasan tentang kalimat dalam bahasa Arab, Anda akan memahami tentang:

  1. Pengertian jumlah fi’liyah dan contoh-contoh kalimatnya dalam bahasa Arab
  2. Pengertian jumlah ismiyah dan contoh-contohnya dalam sebuah kalimat

Jumlah Fi’liyah dan Contohnya

Jumlah fi’liyah merupakan kalimat dalam bahasa Arab yang dimulai dengan kata kerja (fi’il). Dalam jumlah fi’liyah bisa mengikuti pola fi’il + fa’il.

Perhatikan contoh jumlah fi’liyah sederhana berikut ini:

ArtiFa’ilFi’il
Anak itu dudukالطِّفْلُجَلَسَ
Sisiwa itu membacaالدَّارِسُقَرَأَ
Anak perempuan itu dudukالطِّفْلَةُجَلَسَتْ
Siswi itu membacaالدَّارِسَةُقَرَأَتْ

Fi’il itu ada beberapa jenis, salah satunya adalah fi’il mudhari’, yaitu kata kerja yang waktunya sedang terjadi atau berulang-ulang atau akan dilakukan.

Jika fi’il mudhari’ diaplikasikan dalam sebuah kalimat dalam bahasa Arab, maka hal ini akan lebih mudah dipahami.

Baca Juga: Kata dalam Bahasa Arab dan Contoh-contohnya

Perhatikanlah contoh jumlah fi’liyah berikut di mana fi’il-nya berupa fi’il mudhari’:

ArtiFa’ilFi’il
Laki-laki itu bekerjaالرَّجُلُيَعْمَلُ
Murid itu menulisالتِّلْمِيْذُيَكْتُبُ
Perempuan itu bekerjaالْمَرْأَةُتَعْمَلُ
Siswi itu menulisالتِّلْمِيْذَةُتَكْتُبُ

Jumlah Ismiyah dan Contoh Kalimat dalam Bahasa Arab

Jumlah ismiyah merupakan kalimat yang diawali dengan kata kerja atau fi’il. Kalimat dengan pola ismiyah ini bisa dimulai dengan isim isyarah (kata tunjuk), isim dhamir (kata ganti), dan juga isim dhahir (benda konkret).

Untuk pola dalam jumlah ismiyah biasanya mengikuti mubtada + khabar. Mubtada bisa kita posisikan sebagai subjek dalam sebuah kalimat, sedangkan khabar bisa kita posisikan menjadi predikat kalimat tersebut.

Di dalam bahasa Arab, kita mengenal juga benda-benda yang dianggap mudzakarah (laki-laki) maupun muannats (perempuan). Dalam menentukan kata benda muannats, maka pada kata tersebut biasanya ditambahkan ta marbuthah.

Contoh jumlah ismiyah yang dimulai dengan isim isyarah

Isim isyarah berupa هذا ، هذه ، ذلك ، تلك yang kita jumpai di awal-awal kalimat, seperti:

ArtiKhabarMubtada
Ini karyawanمُوَظَّفٌهَذَا
Ini bukuكِتَابٌهَذَا
Ini siswaطَالِبٌذَلِكَ
Ini kursiكُرْسِيٌّذَلِكَ
Ini karyawan perempuanمُوَظَّفَةٌهَذِهِ
Ini buku tulisكُرَّاسَةٌهَذِهِ
Itu siswiطَالِبَةٌتِلْكَ
Itu mejaمِنْضَدَةٌتِلْكَ

Jumlah ismiyah yang diawali dengan dhamir (kata ganti)

Dhamir dalam bahasa Arab yaitu:

هو – هما – هم – هي – هما – هن – انت – انتما – انتم – انت – انتما – انتن – انا – نحن

Untuk contoh kalimat ismiyah dengan menggunakan dhamir yaitu:

ArtiKhabarMubtada
Kamu seorang siswaتِلْمِيْذٌأَنْتَ
Saya seorang anak laki-lakiوَلَدٌأَنَا
Dia seorang kakekجَدٌّهُوَ
Kamu seorang siswiتِلْمِيْذَةٌأَنْتِ
Saya seorang anak perempuanبِنْتٌأَنَا
Dia seorang nenekجَدَّةٌهِيَ

Contoh jumlah ismiyah yang diawali dengan isim dhahir

ArtiKhabarMubtada
Rumah itu baruجَدِيْدٌالْبَيْتُ
Pintu itu bagusجَمِيْلٌالْبَابُ
Kelas itu bersihنَظِيْفٌالْفَصْلُ
Sekolah itu baruجَدِيْدَةٌالْمَدْرَسَةُ
Jendela itu bagusجَمِيْلَةٌالنَّافِذَةُ
Ruangan itu bersihنَظِيْفَةٌالْحُجْرَةُ

Pada lafaz mudzakkar (kata yang diperuntukkan bagi laki-laki) dan muannats (kata yang diperuntukkan bagi perempuan), sebagiannya adalah kata yang tetap (yakni kata yang tidak dapat diubah lagi). Sebagian lain ada juga yang dapat diubah sehingga menjadikan muannats dengan hanya menambahkan ta marbuthah.

Follow, like, and share -->
Pin Share

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *