Kalimat dalam bahasa Arab disebut juga dengan al-jumlah. Secara umum, ada dua jenis kalimar dalam bahasa Arab, yakni jumlah fi’liyah dan jumlah ismiyah.
Setelah mempelajari pembahasan tentang kalimat dalam bahasa Arab, Anda akan memahami tentang:
- Pengertian jumlah fi’liyah dan contoh-contoh kalimatnya dalam bahasa Arab
- Pengertian jumlah ismiyah dan contoh-contohnya dalam sebuah kalimat
Jumlah Fi’liyah dan Contohnya
Jumlah fi’liyah merupakan kalimat dalam bahasa Arab yang dimulai dengan kata kerja (fi’il). Dalam jumlah fi’liyah bisa mengikuti pola fi’il + fa’il.
Perhatikan contoh jumlah fi’liyah sederhana berikut ini:
Arti | Fa’il | Fi’il |
---|---|---|
Anak itu duduk | الطِّفْلُ | جَلَسَ |
Sisiwa itu membaca | الدَّارِسُ | قَرَأَ |
Anak perempuan itu duduk | الطِّفْلَةُ | جَلَسَتْ |
Siswi itu membaca | الدَّارِسَةُ | قَرَأَتْ |
Fi’il itu ada beberapa jenis, salah satunya adalah fi’il mudhari’, yaitu kata kerja yang waktunya sedang terjadi atau berulang-ulang atau akan dilakukan.
Jika fi’il mudhari’ diaplikasikan dalam sebuah kalimat dalam bahasa Arab, maka hal ini akan lebih mudah dipahami.
Baca Juga: Kata dalam Bahasa Arab dan Contoh-contohnya
Perhatikanlah contoh jumlah fi’liyah berikut di mana fi’il-nya berupa fi’il mudhari’:
Arti | Fa’il | Fi’il |
---|---|---|
Laki-laki itu bekerja | الرَّجُلُ | يَعْمَلُ |
Murid itu menulis | التِّلْمِيْذُ | يَكْتُبُ |
Perempuan itu bekerja | الْمَرْأَةُ | تَعْمَلُ |
Siswi itu menulis | التِّلْمِيْذَةُ | تَكْتُبُ |
Jumlah Ismiyah dan Contoh Kalimat dalam Bahasa Arab
Jumlah ismiyah merupakan kalimat yang diawali dengan kata kerja atau fi’il. Kalimat dengan pola ismiyah ini bisa dimulai dengan isim isyarah (kata tunjuk), isim dhamir (kata ganti), dan juga isim dhahir (benda konkret).
Untuk pola dalam jumlah ismiyah biasanya mengikuti mubtada + khabar. Mubtada bisa kita posisikan sebagai subjek dalam sebuah kalimat, sedangkan khabar bisa kita posisikan menjadi predikat kalimat tersebut.
Di dalam bahasa Arab, kita mengenal juga benda-benda yang dianggap mudzakarah (laki-laki) maupun muannats (perempuan). Dalam menentukan kata benda muannats, maka pada kata tersebut biasanya ditambahkan ta marbuthah.
Contoh jumlah ismiyah yang dimulai dengan isim isyarah
Isim isyarah berupa هذا ، هذه ، ذلك ، تلك yang kita jumpai di awal-awal kalimat, seperti:
Arti | Khabar | Mubtada |
---|---|---|
Ini karyawan | مُوَظَّفٌ | هَذَا |
Ini buku | كِتَابٌ | هَذَا |
Ini siswa | طَالِبٌ | ذَلِكَ |
Ini kursi | كُرْسِيٌّ | ذَلِكَ |
Ini karyawan perempuan | مُوَظَّفَةٌ | هَذِهِ |
Ini buku tulis | كُرَّاسَةٌ | هَذِهِ |
Itu siswi | طَالِبَةٌ | تِلْكَ |
Itu meja | مِنْضَدَةٌ | تِلْكَ |
Jumlah ismiyah yang diawali dengan dhamir (kata ganti)
Dhamir dalam bahasa Arab yaitu:
هو – هما – هم – هي – هما – هن – انت – انتما – انتم – انت – انتما – انتن – انا – نحن
Untuk contoh kalimat ismiyah dengan menggunakan dhamir yaitu:
Arti | Khabar | Mubtada |
---|---|---|
Kamu seorang siswa | تِلْمِيْذٌ | أَنْتَ |
Saya seorang anak laki-laki | وَلَدٌ | أَنَا |
Dia seorang kakek | جَدٌّ | هُوَ |
Kamu seorang siswi | تِلْمِيْذَةٌ | أَنْتِ |
Saya seorang anak perempuan | بِنْتٌ | أَنَا |
Dia seorang nenek | جَدَّةٌ | هِيَ |
Contoh jumlah ismiyah yang diawali dengan isim dhahir
Arti | Khabar | Mubtada |
---|---|---|
Rumah itu baru | جَدِيْدٌ | الْبَيْتُ |
Pintu itu bagus | جَمِيْلٌ | الْبَابُ |
Kelas itu bersih | نَظِيْفٌ | الْفَصْلُ |
Sekolah itu baru | جَدِيْدَةٌ | الْمَدْرَسَةُ |
Jendela itu bagus | جَمِيْلَةٌ | النَّافِذَةُ |
Ruangan itu bersih | نَظِيْفَةٌ | الْحُجْرَةُ |
Pada lafaz mudzakkar (kata yang diperuntukkan bagi laki-laki) dan muannats (kata yang diperuntukkan bagi perempuan), sebagiannya adalah kata yang tetap (yakni kata yang tidak dapat diubah lagi). Sebagian lain ada juga yang dapat diubah sehingga menjadikan muannats dengan hanya menambahkan ta marbuthah.