Ibnu Batutah dan Kisah Awal Perjalanannya

Ibnu Batutah dan kisah awal perjalanannya
Ibnu Batutah dan kisah awal perjalanannya

Ibnu Batutah dan kisah awal perjalanannya dari India. Ia adalah seorang penjelajah asal Maroko dengan kisah perjalanannya yang fenomenal. Dalam karyanya Ar-Rihlah, kita terpukau dengan kisah-kisahnya. Ia mencatat setiap persinggahan dan mendeskripsikan tempat-tempat tersebut secara mendetail

Tapi kita harus berterima kasih kepada Ibnu Juzayy. Dialah yang menyunting perjalanan tersebut dengan bahasa yang mudah kita pahami. Tanpa Ibnu Juzayy, Ar-Rihlah barangkali hanya catatan-catatan biasa tanpa narasi yang runtut dan barangkali bisa menjemukan.

Dari tangan Ibnu Juzayy kita juga mengetahui sosok Ibnu Batutah yang terkenal nekat dan tanpa takut. Ibnu Batutah adalah musafir dengan rasa ingin tahu yang besar.

Pelancong asal Maroko ini lahir di Tangier pada tanggal 24 Februari 1304. Nama aslinya adalah Muhammad bin Abdullah. Nama Ibnu Batutah sejatinya merupakan nama keluarga yang masih bisa ditemukan di Maroko. Keluarga Ibnu Batutah telah menetap di Tangier selama beberapa generasi. Mereka termasuk ke dalam suku Berber dan Luwata. Suku ini dikenal sebagai suku nomaden dan pertama kali muncul dalam sejarah di Cyrenaica dan perbatasan Mesir.

Keluarga Ibnu Batutah menghasilkan kadi-kadi yang tersebar di beberapa negeri. Muhammad bin Abdullah pernah menyebut sepupunya yang merupakan seorang kadi dari Rondah, Spanyol. Kelak, Muhammad bin Abdullah juga akan menjadi seorang kadi di negerinya sendiri sekembalinya dari perjalanan panjangnya. Jika melihat latar belakang Ibnu Batutah kecil, tentunya ia telah memperoleh pendidikan yang baik. Sebagai seorang kadi, ia haruslah memperoleh pendidikan agama dan sastra dari guru-guru terbaik.

Baca Juga: Keamanan Pangan dan Cara Mengenalinya

Ibnu Batutah memulai perjalanannya pada umur 21 tahun. Dengan hati ringan, ia berangkat dari kota asalnya menuju kota suci Mekkah untuk menunaikan rukun Islam kelima itu. Awalnya tidak ada niat untuk melancong ke negeri-negeri selain untuk beribadah dan menziarahi kota-kota suci sekitarnya. Dalam perjalanan ke kota suci, banyak sekali kafilah-kafilah dengan tujuan yang sama.

Pada masa itu, perjalanan ibadah haji dilakukan oleh peziarah dalam rombongan kafilah yang besar. Mereka beranjak dari negeri asal sehingga melahirkan para pengelana baru. Para pengelana bukan saja berasal dari perjalanan menuju kota suci, tapi rute-rute perdagangan juga kerap disisipi oleh para pengelana. Mereka bergabung bersama rombongan pedagang dan beralih ke kafilah yang lainnya. Hal inilah yang dilakukan oleh Ibnu Batutah.

Dalam perjalanannya, para kafilah kerap mendapatkan ancaman bahaya. Namun, rasa persaudaraan sesama Muslim telah menguatkan ikatan para pengelana. Mereka disemangati dengan kebaikan dan kemurahan hati yang sama. Ikatan ini menjadi hubungan timbal balik untuk berbagi sumber daya yang mereka miliki. Hal seperti inilah yang menjadikan Ibnu Batutah berhasil melakukan perjalanan mengarungi samudera dan melewati benua-benua dengan aman.

Kisah perjalanan Ibnu Batutah dimulai di Mesir. Ia berniat menuju ke Mekkah melalui Mesir Hulu. Alih-alih tiba ke sana melalui jalur tersebut, ia justru mengambil arah ke kota suci melalui Damaskus. Meskipun demikian, ia menikmati perjalanan tersebut yang semakin memantik semangatnya untuk berkelana.

Selesai melaksanakan ibadah haji, Ibnu Batutah kembali mengunjungi Irak. Tapi ia lebih memilih jalan yang berbeda dari sebelumnya. Naluri petualangannya mulai terlihat di sini saat ia tidak mengambil jalan pulang yang berbeda. Tapi di sini, pikirannya mulai kacau. Ia berhasrat kembali ke Mekkah untuk belajar ilmu agama. Saat itu Mekkah menjadi salah satu pusat pembelajaran agama yang cukup ideal. Banyak sarjana dan cendekiawan masyhur.

Studinya di Mekkah akan menjadi bekal berguna bagi dirinya dalam berkelana ke berbagai negeri. Ia bergabung bersama kafilah pedagang yang bergerak ke pantai timur Afrika. Tapi perjalanan itu hanya pemanasan baginya sebelum kembali lagi ke Mekkah. Tidak lama kemudian, Ibnu Batutah memutuskan untuk pergi ke India. Di sinilah keseruan perjalanannya mulai terjadi. Perjalanan tersebut akan berlangsung lama dari sebelumnya dan mengalami masa-masa penuh tantangan.

Di Jeddah, tidak ada kapal laut yang menuju ke India. Ia pun bergabung bersama rombongan pedagang ke utara. Ia melalui kota-kota di Asia Kecil dan mendapatkan sambutan hangat dari para penguasa di sana. Lalu ia melintas Laut Hitam menuju wilayah Khan Mongol dari Horde Emas. Ia juga memiliki kesempatan untuk berkunjung ke Konstantinopel, melintasi stepa Asia Tengah dan melaju ke Khurasan.

Akhirnya, Ibnu Batutah berhasil mencapai India dengan memasuki gerbang barat laut. Rombongannya disambut dengan hangat dan dikawal hingga ke Delhi. Sultan Delhi mengangkat dirinya sebagai kadi Maliki di sana. Ilmu-ilmu yang dipelajarinya selama di Mekkah kian bermkna dalam menjawab problematika sosial dan keagamaan di bawah pemerintahan Sultan Delhi. Selama 7 tahun ia menjadi kadi di sana dan selalu bersama Sultan dalam setiap ekspedisi dan tugas kenegaraan.

Itulah awal kisah perjalanan Ibnu Batutah, sang pengelana yang tidak kenal takut. Dari India, perjalanannya belum berakhir. India hanyalah awal dari perjalanan panjangnya melintasi benua-benua. []

Follow, like, and share -->
Pin Share

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *