Mengenal Sultan Muhammad bin Tughlaq

Sultan Muhammad bin Tughlaq
Sultan Muhammad bin Tughlaq

Sultan Muhammad bin Tughlaq adalah salah satu penguasa paling kontroversial dalam sejarah India. Bahkan saat menjadi putera mahkota, ia mendapat julukan Pangeran Eksentrik. Saat sudah menjadi penguasa, Sultan Gila kerap menjadi sebutan dari orang-orang.

Ia memerintah dari tahun 1325 hingga 1351 sebagai bagian dari Dinasti Tughlaq. Tepatnya adalah penguasa kedua dari dinasti yang dibangun oleh ayahnya, Sultan Ghiyasuddin. Secara keseluruhan, ia menempati urutan ke-18 sebagai penguasa Kesultanan Delhi.

Sultan Muhammad bin Tughlaq memiliki kebijakan-kebijakan ambisius yang sering kali dianggap visioner namun gagal dalam pelaksanaannya. Saat ia memerintah Delhi, penjelajah asal Maroko, Ibnu Batutah tiba di sana. Mereka pun menjalin hubungan yang akrab. Bahkan Ibnu Batutah turut memberikan wawasan unik tentang kehidupan dan pemerintahan kepada sang Sultan.

Sultan Muhammad bin Tughlaq menjadi penguasa yang terkenal karena kecerdasannya, pengetahuannya yang luas, dan sifatnya yang berani. Namun, kebijakannya sering kali dianggap terlalu maju untuk zamannya. Salah satu contohnya adalah pemindahan ibu kota dari Delhi ke Daulatabad yang terletak ratusan kilometer jauhnya. Keputusan ini, meskipun bertujuan untuk memperkuat kontrol administratif, mengakibatkan penderitaan besar bagi rakyatnya.

Baca Juga: Ibnu Batutah di Alexandria dan Ramalan Sufi Saleh

Selain itu, Sultan Muhammad bin Tughlaq juga mencoba memperkenalkan mata uang tembaga sebagai pengganti koin emas dan perak. Kebijakan ini dirancang untuk mengatasi kekurangan logam mulia, tetapi justru membuka peluang untuk pemalsuan yang meluas.

Catatan Ibnu Batutah terhadap Sultan Muhammad bin Tughlaq

Ibnu Batutah tiba di India pada tahun 1334 selama pemerintahan Sultan Muhammad bin Tughlaq. Sebagai seorang sarjana Islam yang dihormati, Ibnu Batutah diberi sambutan hangat dan diangkat sebagai Qadi (hakim) di istana Sultan. Ia menghabiskan waktu bertahun-tahun di India dan menyaksikan berbagai peristiwa penting dalam pemerintahan Sultan.

Dalam catatan perjalanannya, Rihla, Ibnu Batutah menggambarkan Sultan Muhammad bin Tughlaq sebagai seorang yang sangat cerdas dan berani, tetapi juga sering kali impulsif dan tidak toleran terhadap kesalahan. Ia mencatat bagaimana sang Sultan memiliki visi besar untuk membangun kerajaannya, tetapi kebijakannya sering kali gagal karena kurangnya perencanaan yang matang.

Meski diterima dengan baik di istana, Ibnu Batutah juga mengalami sisi gelap pemerintahan Sultan. Ia menyaksikan hukuman berat yang diberikan kepada pejabat atau rakyat yang dianggap melawan perintah Sultan. Bahkan, Ibnu Batutah sendiri pernah merasa terancam keselamatannya karena intrik politik yang rumit di istana.

Namun demikian, Ibnu Batutah tetap memuji kecerdasan dan wawasan Sultan Muhammad bin Tughlaq. Ia menyebut Sultan sebagai penguasa yang fasih dalam berbagai bahasa, memiliki pengetahuan luas tentang agama, filsafat, dan ilmu pengetahuan, serta sangat dermawan terhadap ulama dan sarjana asing.

Kisah-kisah yang ditulis oleh Ibnu Batutah memberikan pandangan mendalam tentang kehidupan di bawah pemerintahan Sultan Muhammad bin Tughlaq. Meski banyak yang mengkritik kebijakan Sultan, catatan ini juga menunjukkan sisi humanis dan intelektualnya. Informasi yang disampaikan oleh Ibnu Batutah menjadi salah satu sumber utama bagi sejarawan modern untuk memahami era tersebut.

Baca Juga: Ibnu Batutah dan Kisah Awal Perjalanannya

Sultan Muhammad bin Tughlaq adalah penguasa yang penuh dengan kontradiksi. Di satu sisi, ia adalah seorang visioner yang ingin membawa perubahan besar; di sisi lain, pelaksanaan kebijakan-kebijakannya sering kali menemui kegagalan. Hubungannya dengan Ibnu Batutah menambah dimensi menarik dalam sejarahnya, memperlihatkan bagaimana seorang penguasa besar berinteraksi dengan cendekiawan terkenal dari dunia Islam.

Dengan memahami kisah Sultan Muhammad bin Tughlaq melalui sudut pandang Ibnu Batutah, kita dapat menghargai kompleksitas sejarah dan pelajaran berharga yang dapat diambil darinya. Kisah ini bukan hanya tentang seorang raja, tetapi juga tentang bagaimana kebijakan, visi, dan hubungan antarmanusia membentuk perjalanan sebuah kerajaan.

Follow, like, and share -->
Pin Share

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *