Love in the Time of Cholera merupakan salah satu karya fenomenal dari Gabriel García Márquez, seorang penulis Kolombia yang meraih Nobel Sastra pada tahun 1982. Novel tentang tema percintaan tersebut diterbitkan pertama kali pada tahun 1985. Novel ini menjadi karya sastra ikonik sepanjang masa karena menggabungkan tema cinta, waktu, dan perjalanan hidup dengan latar belakang budaya Karibia yang kaya.
Love in the Time of Cholera mengisahkan tentang cinta antara Florentino Ariza dan Fermina Daza yang berlangsung singkat. Namun cinta itu dianggap abadi oleh Florentino Ariza. Namun, kisah mereka kandas di tengah jalan karena penolakan Lorenzo Daza, ayah Fermina Daza.
Pada saat yang bersamaan, muncullah Dr. Juvenal Urbino, sosok dokter yang sedang naik daun dan menjadi idaman para perempuan. Saat memeriksa Fermina Daza, sang dokter pun kepincut dengan kecantikannya. Dengan penuh perjuangan, Juvenal Urbino berhasil mendapatkan (cinta?) dari sang gadis. Apalagi Lorenzo Daza merestui hubungan mereka.
Begitu mengetahui pernikahan Fermina Daza dan Dr. Juvenal Urbino, Florentino Ariza menjadi pesakitan cinta. Ia masih mendambakan kekasih hatinya itu dan akan menunggu selamanya. Sebagai pelarian dari cinta yang menyakitkan itu, Florentino Ariza menjalin hubungan dengan beberapa perempuan. Tapi tidak seorang pun yang ia cintai. Baginya hanya Fermina Daza yang layak dicintai.
Penantian panjang Florentino Ariza akhirnya berbuah manis. Setengah abad kemudian, kematian Dr. Juvenal Urbino membuka jalan baginya untuk kembali kepada sang kekasih abadinya. Ia pun menyatakan kembali cintanya kepada Fermina Daza yang kulitnya sudah berkeriput. “Love in the Time of Cholera” mengisahkan perjalanan panjang cinta mereka yang penuh liku, ditandai oleh kerinduan, pengorbanan, dan ketekunan.
Tema dan Karakter
Ada beberapa tema utama dalam Love in the Time of Cholera yang bisa kita petik, yaitu:
- Cinta yang Abadi: Novel ini mengeksplorasi gagasan bahwa cinta sejati dapat bertahan melewati waktu dan cobaan, meskipun dalam bentuk yang berubah-ubah. Inilah yang dialami oleh Florentino Ariza yang setia menunggu Fermina Daza.
- Hubungan Antara Cinta dan Kematian: Márquez sering mengaitkan cinta dengan kematian, menggambarkan bagaimana keduanya merupakan bagian tak terpisahkan dari pengalaman manusia. Tema ini menjadi semacam trend saat itu.
- Waktu dan Penantian: Waktu memainkan peran besar dalam cerita ini, menunjukkan bagaimana hubungan dapat berkembang, memudar, atau menemukan jalan kembali meskipun dalam perjalanan hidup yang panjang.
Untuk karakter utama ada tiga, meskipun karakter-karakter lain sangat berpengaruh juga terhadap jalannya cerita. Karakter utama Love in the Time of Cholera adalah:
- Florentino Ariza: Seorang pria romantis yang obsesif. Ia dikenal dengan surat-surat puitisnya dan dedikasinya terhadap cinta meski menghadapi penolakan dan waktu yang panjang.
- Fermina Daza: Seorang wanita mandiri dan kuat yang pada akhirnya menemukan cinta sejatinya setelah melewati berbagai tantangan hidup.
- Dr. Juvenal Urbino: Suami Fermina yang mencerminkan stabilitas dan rasionalitas, menjadi kontras dengan karakter Florentino yang penuh emosi dan hasrat.
Gaya penulisan Gabriel García Márquez menggunakan gaya yang penuh dengan deskripsi indah, melodius, dan melankolis. Novel ini juga menggabungkan elemen realisme magis, meskipun tidak sekuat dalam karya lain seperti One Hundred Years of Solitude. Penulis menyajikan realitas yang kompleks dengan sentuhan puitis yang mendalam.
Latar Belakang dan Pesan Moral
Novel ini tampaknya mengambil latar wilayah pesisir Karibia di Kolombia, yang dipenuhi dengan suasana tropis, aroma flora, dan tradisi masyarakat setempat. Márquez juga menggambarkan perubahan sosial dan politik yang terjadi selama periode tersebut, seperti perkembangan ilmu kedokteran dan pengaruh modernisasi yang diwakilkan pada karakter Dr. Juvenal Urbino. Selain itu juga perkembangan pos dan telegraf.
Love in the Time of Cholera mengajarkan kita bahwa cinta bukan hanya tentang gairah muda, tetapi juga tentang ketekunan, pengertian, dan penerimaan. Novel ini juga mengingatkan pembaca bahwa waktu adalah elemen yang penting dalam cinta dan kehidupan.
Love in the Time of Cholera adalah karya yang membangkitkan berbagai emosi, mulai dari kebahagiaan, kesedihan, hingga perenungan mendalam tentang cinta dan hidup. Dengan gaya narasi yang memukau dan karakter yang mendalam, Gabriel García Márquez mengukuhkan dirinya sebagai salah satu penulis terbaik dunia. Novel ini wajib dibaca bagi siapa pun yang ingin memahami kompleksitas cinta yang melampaui waktu.
Di Indonesia, buku ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tanggal 26 Maret 2018. Segera dapatkan dan rasakan sensasi permainan kata dari sang maestro, Gabriel García Márquez.