Tidak bisa ditampik, Israel menjadi alat bagi Amerika untuk menguasai Timur Tengah. Bertahun-tahun gejolak bersenjata di Timur Tengah tidak terlepas dari andil Amerika Serikat. Negara adidaya ini seakan tidak ingin melepaskan genggamannya di sini. Kita bisa melihat bagaimana kehancuran Irak dengan tergulingnya Saddam Husein. Begitu juga hancurnya Libya dengan tumbangnya rezim Muammar Khadafi. Semua itu adalah ulah Amerika Serikat.
Dan kini semua mata tertuju terhadap kekejaman Israel. Negara sekutu abadi Amerika ini pun dengan leluasa mengancam setiap negara di Timur Tengah. Israel menghancurkan Gaza dengan dalih ingin menumpas teroris. Organisasi yang dimaksud adalah Hamas yang beberapa bulan silam telah menculik warga Israel dalam suatu perayaan.
Alasan itu digunakan oleh Israel untuk menghancurkan Gaza secara legal. Tapi sayangnya, mata dunia seakan tertutup, termasuk dunia Arab. Mereka seakan buta ketika di Gaza, perempuan dan anak-anak menjadi korban pembantaian teroris Israel. Amerika Serikat hanya mengutuk, tapi di belakang itu terus mengirim bantuan persenjataan. Inilah hipokrit modern yang sedang dipertontonkan.
Amerika tidak ingin kehilangan Israel. Ketika Hizbullah dan Houthi mengancam Israel, Amerika barangkali tidak merasa terusik. Karena ia yakin, Israel akan mampu mengatasinya. Tapi ketika ratusan rudal Iran menyerang Tel Aviv, Amerika Serikat berang. Mereka mulai terusik dan memperkuat asetnya di sana dengan mengirimkan tambahan pasukan.
Iran pun tidak sendirian. Ada negara lain yang mendukung perjuangan mereka. Ya, siapa lagi kalau bukan Rusia. Bahkan Vladimir Putin juga mengirimkan bantuan persenjataan kepada Iran. Kenapa Rusia membantu Iran? Hal ini adalah untuk mempertegas aliansi mereka di Timur Tengah, sama halnya seperti Amerika Serikat. Era perang dingin antara dua negara adidaya ini masih sulit dihilangkan pada era modern ini.
Kita kembali ke Iran. Ali Khamenei, sebagai Pemimpin Tertinggi Iran menegaskan bahwa Iran tidak pernah takut kepada Israel. Bahkan setelah serangan rudalnya, Iran kembali mengancam Israel. Balasan dari Israel juga akan mendapatkan balasan setimpal lainnya, bahkan lebih sakit. Dalam khutbah Jumat di Teheran yang dihadiri oleh ribuan umat, Ali Khamenei menegaskan berkali-kali bahwa Iran tidak akan tergesa-gesa dalam menjalankan tugasnya saat menghadapi Israel. Serangan rudal Iran tempo hari adalah balasan atas syahidnya Hassan Nasrallah dan akumulasi dari kemarahan Iran atas beberapa peristiwa silam.
Dalam khutbahnya, Ali Khamenei mengajak umat Islam untuk bersatu. Jika umat Islam bersatu, maka musuh akan hancur. Musuh bangsa Iran adalah musuh bangsa Irak. Begitu juga dengan musuh bangsa Lebanon, musuh bangsa Mesir adalah musuh yang sama. Apabila umat Islam bersatu, maka musuh bersama itu akan hancur. []
